Ayam serama mempunyai frekuensi bertelur setiap kurang lebih 48 hari dengan asumsi jumlah telur 9 butir dengan perincian yaitu 9 telur selama 18 hari karena rata -rata bertelur 2 hari satu telur, masa pengeraman 19-21 hari, kemudian jedah selama 9 hari. Dengan waktu selama 48 hari itu tidak semua telur dapat menetas menjadi anakan. Syarat telur dapat menetas menjadi anakan adalah telur yang mengandung bibit yaitu telur yang dihasilkan oleh betina yang telah dikawini oleh ayam jantan. Tetapi untuk beberapa kasus telur yang dihasilkan oleh indukan yang telah dikawini tersebut tetap tidak bisa menetas menjadi anakan. hal ini kemungkinan disebabkan oleh :
1. pada saat dikawinkan, masa ovulasi pada sistem pembentukan telur telah lewat, sehingga sperma gagal membuahi telur muda.
2. sperma ayam jantan tidak dalam kondisi yang baik karena kondisi ayam jantan tidak prima atau sudah terlalu tua.
3. ayam betina mengalami stres karena kondisi fisik yang lemah
4. Sperma ayam jantan lemah karena ayam jantan terlalu sering dicampur satu kandang dengan ayam betina
5. Jarak waktu antara betina bertelur dan mengerami telur terlalu lama, sebaiknya jarak waktunya paling lama 10 hari, sehingga embrio yang ada di dalam telur masih dalam keadaan baik.
6. Dikarenakan tubuh ayam jantan yang kecil, dalam proses perkawinan, ayam jantan tidak berhasil menyalurkan sperma ke anus ayam betina
7. Pada metode pengeraman secara alami (memakai indukan), telur yang dierami terlalu banyak, sehingga ada beberapa telur yang tidak tererami dengan baik. sebaiknya maksimal 5-6 buah per 1 indukan
|
Telur yang dierami di mesin tetas |
untuk meningkatkan tingkat keberhasilan penetasan telur sebaiknya diperhatikan hal-hal tersebut diatas.
|
telur yang gagal tetas |